Menyibukkan diri melihat yang tidak bermanfaat dapat merusak hati.
Di antara contohnya adalah melihat orang-orang yang tak tahu malu, orang-orang yang dikenal berkelakuan jelek, kurang ajar, dan jahil.
Perbuatan melihat-lihat itu dapat menanamkan gambaran mereka dalam hatinya.
Inilah di antara yang menjadi ujian manusia–termasuk para penuntut ilmu–pada berbagai media sosial yang ada saat ini.
Banyak di antara media sosial itu yang menyebarkan kelakuan orang-orang lancang dan tak tahu malu, serta orang-orang yang dikenal berkelakuan jelek, kurang ajar, jahil, dan dungu.
Jika seseorang terbiasa melihat itu terus-menerus, maka “penyakit” itu akan menular kepada dirinya, sampai-sampai orang itu menganggapnya biasa saja.
Lalu bisa jadi ia akan terjerumus ke dalamnya, sebagaimana mereka terjerumus.
Namun, barang siapa yang menjaga dirinya dari melihat hal-hal tersebut, maka ia telah menjaga hatinya.
====
إِشْغَالُ النَّظَرِ بِغَيْرِ مَا يَنْفَعُ إِفْسَادٌ لِلْقَلْبِ
وَمِنْ جُمْلَةِ إِشْغَالِهِ أَنْ يَنْظُرَ الْإِنْسَانُ إِلَى أَهْلِ الْوَقَاحَةِ
وَسَيِّءِ السُّمْعَةِ وَالسُّفَهَاءِ وَالْبُلَدَاءِ
فَهَذَا يَطْبَعُ فِي قَلْبِهِ صُورَتَهُمْ
وَهَذَا مِمَّا بُلِيَ بِهِ النَّاسُ وَمِنْهُمْ طُلَّابُ الْعِلْمِ
فِي وَسَائِلِ التَّوَاصُلِ الاجْتِمَاعِيِّ الْمَوْجُودَةِ الْيَوْمَ
فَكَثِيرٌ مِنْهَا يَتَنَاقَلُ أَشْيَاءً مِنْ أَحْوَالِ أَهْلِ الْوَقَاحَةِ
وَسَيِّءِ السُّمْعَةِ وَالسُّفَهَاءِ وَالْبُلَدَاءِ وَالْأَغْبِيَاءِ
فَإِذَا اِسْتَحْكَمَ النَّظَرُ فِيهَا مَرَّةً بَعْدَ مَرَّةٍ
اِنْجَرَّتْ هَذِهِ الْعِلَّةُ إلَى الْإِنْسَانِ
حَتَّى صَارَ يَسْتَسِيْغُ مِثْلَ هَذِهِ الْأَحْوَالِ
ثُمَّ رُبَّمَا صَارَ يَقَعُ فِيهَا كَمَا وَقَعَ فِيهِ غَيْرُهُ
لَكِنْ مَنْ حَفِظَ نَفْسَهُ
مِنَ النَّظَرِ إلَيْهَا حَفِظَ قَلْبَهُ